Bukan hanya manusia yang memiliki aksen saat bekomunikasi. Sebuah studi dari Pusat Primata Jerman menunjukkan, siamang dari wilayah berbeda memiliki aksen tersendiri.
Siamang, seperti juga kelompok kera lainnya, memang memiliki kemiripan dengan manusia. Mereka biasanya bernyanyi untuk berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, nyanyian tersebut juga digunakan untuk menandai teritori mereka sekaligus memikat lawan jenis. Bahkan, pasangan siamang kerap bernyanyi bersama untuk menguatkan ikatan mereka.
Para ilmuwan menganalisa lagu-lagu yang dinyanyikan siamang dari seluruh penjuru Asia, seperti China, Laos, Kamboja dan Vietnam. Mereka menemukan, lagu-lagu itu bukan hanya membedakan masing-masing spesies siamang, tapi juga daerah asal hewan tersebut.
Tim peneliti mempelajari lebih dari 400 sampel lagu siamang, termasuk 92 duet dan menganalisanya dengan 53 parameter akustik. Kepada Daily Mail, Senin (7/2/2011), mereka menjelaskan bahwa lagu-lagu tersebut juga memberi penjelasan terkait sejarah migrasi siamang.
Siamang dari Kamboja, Laos dan Vietnam memiliki relasi DNA terdekat. Meskipun peneliti mengidentifikasi empat pola lagu yang berbeda, namun siamang dari ketiga negara itu diyakini awalnya berasal dari wilayah yang sama.
Sementara, dua spesies dari Vietnam utara dan China memiliki aksen berbeda dan 'terpisah' dari spesies di wilayah selatan. Semakin ke utara, aksen yang dimiliki siamang semakin berbeda dengan keluarga mereka di selatan. Hal ini bisa jadi menunjukkan bahwa siamang bermigrasi dari utara ke selatan.
"Hasil ini menunjukkan bahwa struktur lagu-lagu siamang tidak hanya merupakan alat yang ampuh untuk mengetahui hubungan, tapi juga geografi asal mereka," jelas salah satu peneliti, Van Ngoc Thinh.
"Setiap siamang memiliki variabel lagunya sendiri. Tapi, seperti manusia, terdapat kesamaan regional antara siamang yang berada di wilayah sama," tutup Thinh.
source